CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 16 Februari 2012

Belajar dari Kisah Bersedakah Ali bin Abi Thalib

Banyak orang yang bersedekah, tapi beranikah bersedekah dengan nominal yang lebih besar? Pertanyaan ini yang sulit dijawab. Tapi kita perlu belajar juga dari kisah orang-orang yang berani bersedekah dengan nominal yang lebih besar. Salah satunya adalah Ali bin Abi Thalib. Ia memiliki kisah yang menakjubkan saat bersedekah.

Kisah sedekah Ali bin Abi Thalib ini bisa dibaca di dalam kitab al-Mawaaidz al-Ushfuuriyyah. Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad yang mendapat cerita dari ayahnya yang mendengar dari kakeknya mengenai perilaku Ali.
Suatu hari setelah pulang dari rumah Rasulullah, Ali melihat Fatimah sedang berdiri di teras rumah.
“Hai isteriku, apakah ada makanan hari ini untuk suamimu?” tanya Ali.
“Demi Allah, aku tak memiliki apa-apa kecuali uang enam dirham, hasil upah memintal bulu-bulu domba milik Salman al-Farisi. Dan aku berencana ingin membelikan makanan untuk Hasan dan Husain.”
“Biar aku saja yang membelikannya. Berikan uangnya kepadaku!”
Fatimah pun memberikan uang tersebut.
Ali pun bergegas pergi membeli makanan untuk kedua anaknya. Di tengah jalan, ia ketemu dengan seorang laki-laki yang berkata, “Siapa yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih dan Yang Selalu Menepati Janji.”
Ali pun memberikan uang enam dirham tersebut kepadanya. Kemudian pulang ke rumahnya dengan tangan kosong. Fatimah yang melihat Ali pulang dengan tangan hampa langsung menangis.
“Mengapa kamu menangis?”
“kenapa kamu pulang tanpa membawa sesuatu? Kemana uang yang enam dirham tadi?”
“Isteriku yang mulia, aku telah mememinjamkannya kepada Allah.”
Mendengar jawaban Ali, Fatimah berhenti menangis dan gembira. “Sungguh! Aku mendukung tindakannmu!”
Lalu Ali pun keluar rumah karena ingin bertemu Rasulullah Saw. Di tengah jalan, ia disapa seorang laki-laki, “Hai Abu Hasan, maukah kau beli untaku?”
“Aku tak punya uang,” kata Ali
“Bayarnya belakangan saja.”
“Berapa?”
“Seratus dirham.”
“Baik. Kalau begitu aku beli.”
Setelah diberikan untanya kepada Ali, dan Ali pun ingin kembali pulang meletakkan untanya di sekitar ruamhnya. Di tengah perjalanan, ia disapa seorang laki-laki.
“Hai Abu Hasan, apakah unta tersebut akan kau jual?”
“Ya.”
“Berapa?”
“Tiga ratus dirham.”
“Ya, aku beli.”
Lalu orang tersebut membayarnya dengan kontan 300 dirham dan mengembil unta tersebut.
Ali pun bergegas pulang ke rumahnya. Fatima tersenyum melihat wajah Ali yang sumringah.
“Kelihatan begitu gembira, apa yang terjadi suamiku?”
“Isteriku yang mulia, kubeli unta dengan bayar tempo seharga 100 dirham. Lalu kujual lagi 300 dirham dengan kontan.”
“Aku setuju.”
Setelah berdialog di rumahnya, Ali pamit kepada Fatimah mau menemui Rasulullah Saw. di mesjid. Ketika masuk masjid, Nabi Saw. tersenyum melihatnya.
“Hai Abu Hasan! Akan kau yang lebih dahulu cerita ataukah aku terlebih dahulu?”
“Anda saja yang cerita, ya Rasul,” jawab Ali.
“Tahukah kamu siapa yang menjual unta kepadamu dan siapa yang membelinya kembali?”
“Tidak. Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
“Berbahagialah Ali. Kamu telah meminjamkan enam dirham kepada Allah. Dan Allah memberimu 300 dirham. Tiap satu dirham mendapat ganti 50 dirham. Yang pertama datang kepadamu adalah Jibril dan yang terakhir datang adalah Mikail.”

Apa yang bisa dipetik dari kisah ini? Hemat saya ada tiga hal. Pertama, Sedekah tak akan membuat pemberi sedekah miskin. Karena Allah sudah berjanji akan menggantinya berlipat-lipat seperti yang termaktub di dalam surat At-Taghaabun ayat 17, ”Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan mengumpuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Penyantun.” Dengan ayat ini pula dipahami bahwa orang yang gemar bersedekah bukan hanya mendapat balasan di dunia tapi juga di akhirat. Allah membalas harta yang disedekahkannya dan Allah juga mengampuni dosanya.

Maka pantas bila Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila orang mukmin bersedekah dengan ikhlas maka neraka jahannam akan berkata, ‘Ya Tuhan, izinkanlah aku bersujud dan bersyukur kepada-Mu. Telah kubebaskan salah satu umat Muhammad dari siksa karena aku segan kepadanya. Padahal menyiksa adalah tugas taaku kepada-Mu.” Ayat dan hadis di atas menjadi penjelas bagi setiap orang mukmin bahwa tak rugi bersedekah. Apalagi jika mampu meniru Ali bin Abi Thalib yang mau bersedekah dengan jumlah besar.

Kedua, Ali mengajarkan yakin bahwa Allah akan membalas harta yang dipinjamkan kepada-Nya. Pengembaliannya bukan dalam bentuk dan takaran serupa, tapi malah lebih banyak. Enam dirham diganti dengan tiga ratus dirham. Kenapa Ali begitu cepat mendapatkan balasannya? Jawabannya karena Ali senantiasa taat kepada Allah, sehingga Allah pun sayang kepadanya. Apa yang dilakukannya, dibalas Allah dengan segera.

Karena itu, dalam bersedekah jangan ditakar-takar. Jika memang memiliki uang nominal kecil dan nominal besar, maka berikanlah uang dengan nominal besar. Nggak usah pakai mikir-mikir, tapi pikirkanlah bahwa Allah akan menggantikannya berlipat ganda. Syaratnya selain bersedekah, senantiasa menjaga diri melakukan hal-hal yang dibenci Allah.

Kalau sudah demikian, maka Allah akan memuliakannya. Ini janji-Nya, “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak keturunan Adam, dan Kami bawa mereka di daratan dan di lautan, dan Kami beri rizki mereka dengan rizqi yang baik, dan Kami utamakan mereka di atas kebanyakan makhluk Kami.” (QS. Bani Israil: 70)

Ketiga, ada sosok hebat dibalik Ali. Yaitu, isteri yang juga senang bersedekah. Perilaku Ali memberikan uang yang dimilikinya saat ada yang meminta, tak membuat Fatimah berang. Fatimah menangis dikiranya uangnya hilang. Setelah mengetahui alasan Ali, ia malah setuju dan bangga kepada Ali.

Beginilah seharusnya wanita. Ia mampu membantu pria yang semangat dalam beramal. Ia tak banyak menuntut duniawi. Ia meminta suaminya untuk rajin bersedekah, sebab wanita yang seperti Fatimah akan paham bahwa Allah tidak akan menelantarkan orang yang gemar bersedekah. Apalagi jika sedekahnya dalam jumlah besar dan ikhlas. Karena itu, jangan segan-segan untuk bersedekah. Allah Swt. tak akan mengingkari janji-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar