Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Sungguh merupakan musibah besar yang melanda umat Islam tatkala kaum
muslimah keluar dari rumahnya dalam keadaan berpakaian tetapi
telanjang. Padahal Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam telah
mengabarkan bahwa perempuan-perempuan semacam itu tidak akan mencium
bau surga.
Beliau bersabda, “Ada dua golongan
penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya… (salah satunya) para
wanita yang berpakaian tapi telanjang dan berlenggak-lenggok. Rambut
kepala mereka seperti punuk unta, mereka itu tidak akan mendapatkan
baunya surga padahal bau surga itu bisa tercium dari jarak perjalanan
sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Saudariku, kalau engkau masih mau mendengar nasihat Nabimu maka kenakanlah jilbabmu dengan benar!
Mengekor Barat
Memang sejak jauh hari Nabi telah memperingatkan bahwa akan ada
diantara umat ini yang mengikuti budaya orang-orang terdahulu dari
kalangan Yahudi dan Nasrani. Imam Bukhori telah mencatat sabda Beliau, “Sungguh
kalian benar-benar akan mengikuti gaya hidup orang-orang sebelum
kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai-sampai
seandainya mereka masuk ke dalam lubang dhobb (sejenis biawak) niscaya
ada di antara kalian yang ikut masuk pula ke dalamnya.”
Lihatlah wanita-wanita muslimah di sekeliling kita, bukankah selama
ini sebagian besar dari mereka menjadi korban budaya barat yang kafir
itu? Hampir segalanya mereka tiru; mulai dari cara berpakaian, cara
berinteraksi dengan lawan jenis, bahkan sampai pola pikir yang hedonis
(mencari kesenangan dunia semata) dan ujung akhirnya mereka turut
bercampur baur dengan kaum lelaki di kantor-kantor, di parlemen dan
restoran-restoran. Kini terbuktilah perkataan Nabi yang mulia, dan
sungguh sangat ironi tatkala mereka melakukan ini semua dengan
bertameng emansipasi yang digembor-gemborkan oleh barat.
Ikutilah Jejak Ibunda
Duhai saudariku, andaikata apa yang kalian lakukan ini dengan
bercampur baur bersama kaum pria di pemerintahan, di kantor-kantor
adalah kemaslahatan untuk kaum muslimah tentulah para isteri Nabi
dahulu adalah orang pertama yang melakukan perbuatan sebagaimana yang
kalian lakukan sekarang ini? Lalu mengapa kalian melakukan apa yang
tidak mereka lakukan? Apakah kalian merasa lebih cerdas dari ibunda
‘Aisyah yang menyadari kesalahannya tatkala berani memimpin pasukan
ketika terjadi perang Jamal? Beliau benar-benar menyesal karena
melalaikan sebuah sabda Rosululloh, “Tidak akan pernah beruntung kaum manapun yang menyerahkan urusan mereka kepada perempuan.” (HR. Bukhori).
Cobalah bandingkan dengan sebagian kaum muslimah dewasa ini yang dengan
bangga memamerkan auratnya di layar kaca yang ditonton oleh ribuan
pasang mata! Atau mereka yang dengan berapi-api berteriak-teriak
berdemo di jalan-jalan dengan dalih untuk membela hak kaum muslimin,
dan lebih lucunya lagi berdalil dengan perbuatan Aisyah yang telah
disesali tersebut. Atau mereka yang berkoar-koar di atas mimbar demi
mendapatkan kursi DPR serta rela bercampur baur dengan lelaki yang
bukan mahromnya. Allohu akbar!, hanya kepada-Nya lah kami mohon pertolongan.
Kembalilah ke Istanamu
Seorang muslimah yang sholihah yang senantiasa menjaga dirinya,
memiliki rasa malu dan memelihara kehormatannya itulah yang dipuji oleh
syari’at. Dengan aktivitasnya mengurus rumah dan membekali dirinya
dengan ilmu syar’i atau mendidik anak-anak maka dengan demikian ia
telah turut serta berusaha mewujudkan masyarakat islami. Melalui
tangan-tangan dan didikan merekalah akan terlahir pemuda-pemudi yang
berbakti kepada Alloh dan Rosul-Nya. Namun sayang sekali betapa
sedikitnya wanita semacam ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar